Bung Hatta - Ikatlah Pertemanan dengan Resensi - Lentera Kumuh

Breaking

Sabtu, 02 Mei 2020

Bung Hatta - Ikatlah Pertemanan dengan Resensi

                          

Jika cincin menjadi pengikat hubungan cinta, bunga mawar sebagai penanda ikatan asmara, resensi bisa menjadi proklamasi dari sebuah pertemanan. Tanyakan soal ini kepada Mohammat Hatta dan Sutan Sjahrir, niscaya keduanya mengiyakannya. Paling tidak, dokumentasi soal meresensi "buku teman" ini nyata adanya.

Keduanya, Sjahrir dan Bung Hatta, bukan saja berasal dari puak yang sama (Minang), tetapi juga sering seperjalanan, baik dalam studi di Belanda, mengorganisasi pendidikan Nasional Indonesia atau disingkat PNI baru, serta mengelola koran mingguan Daulat Ra'jat. Kelak, saat negara bernama Indonesia terbentuk, keduanya seiring dalam gagasan hingga wafat. Keduanya bisa habis-habisan bertengkar dengan Bung Karno, tetapi tidak antarmereka. Pertautan dua Bung kecil ini bisa kita lihat dalam dunia resensi buku. Pada 1932, Sjahrir menulis pamflet (buku kecil) dengan judul Pergerakan Sekerdja. Isi buku ini adalah "Kapital, boeroeh, dan oepah": "Pergerakan Oepah dalam masyarakat kapitalistik"; "Pergerakan Boeroeh"; "Kapital, Boeroeh, Oepah di Indonesia"; "Pergerakan Boeroeh di Indonesia"; dan "Pokok-pokok pikiran yang dikemukakan dalam 13 pasal".

Buku Sjahrir ini sepenuhnya bisa disebut buku indie: diterbitkan sendiri, diiklankan di media sendiri, dan didistribusikan oleh usaha sendiri. Makin sempurna sebagai buku indie, buku ini diresensi justru oleh Mohammad Hatta yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri yang sama-sama bergerak di jalan pergerakan bersama PNI dan orgaan Daulat Ra'jat.

Satu lagi, Hatta dihalaman terakhir mendapat tugas meresensi buku Sjahrir, "Satoe kitab Gasal Pergerakan Sekerdja". Resensi Hatta ini sebagai pengikat pertemanan. Sebagai resensi teman, isinyapun mengajak orang banyak untuk membeli dan membacanya. Baca saja paragraf pertama resensi teman ala bung Hatta ini:
"Kitab kerjil Jang dikarang oleh saudara Sjahrir tentang Pergerakan Sekerdja adalah soeatoe Marham kitab Jang banjak kita dapat membatja karangan-karangan dan pemandangan-pemandangan tentang soal Sarekat Sekerdja, tetapi Baroe kali inilah jang memberi analyse jang sekedar tjukoep tentang penghidoepan Boeroeh dan dasar-dasar perdjoangannja. Disini tidak terdapat satoe oeraian agitatoris oentoek membangkitkan semangat, tetapi satoe koepasan jang tenang tentang garis-garis pergerakan boeroeh. Inilah jang meninggikan harga kitab ini; boleh dipakai sebagai pemimpin pengetahoean dan studie-materiaal".

Itulah paragraf pertama "resensi teman" ala bung Hatta, dia menyebut istilah yang lebih khas, "koepasan", kita dapat menangkap aura pujian setinggi-tingginya. Bayangkan, buku tipis 36 halaman disebut bung Hatta sebagai pemimpin pengetahoean dan studie-materiaal. Tetapi bukan itu point' inti atas resensi bung Hatta yang berjumlah lebih kurang 20 paragraf ini atas buku Sjahrir. Keseriusannya dalam mengupas buku temannyalah yang patut dipuji. Bung Hatta tidak menulis ala kadarnya; satu atau dua paragraf, tetapi 20 paragraf atau di atas seribu kata. Terlebih-lebih lagi, resensi bung Hatta dan buku Sjahrir adalah salah satu motor tema yang terus digas oleh Daulat Ra'jat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar