Perihal Penilaian || Jaahilisme - Lentera Kumuh

Breaking

Kamis, 07 November 2019

Perihal Penilaian || Jaahilisme


"Orang yang tidak pernah puas dengan dirinya, pasti tidak bisa puas dengan orang lain"
~Dirja Wiharja~

Suatu saat mungkin kita melihat seseorang berlaku tidak baik seperti yang dipikirkan dan diharapkan. Lalu kita menilainya buruk, tidak berprikemanusiaan, tidak memiliki simpati dan empati seperti yang dibayangkan. Bahkan mungkin kita merasa lebih baik darinya, karena saat itu kita bisa berbuat baik ketika ia tidak. 

Berhati-hatilah, kita mungkin sedang tertipu. Bahkan kita mungkin sedang salah menilai seseorang, jika kita menilainya hanya dengan apa yang dilihat sekarang. Maka patut diakui bahwa kitapun sering tidak berbuat baik ketika orang-orang bisa melakukannya. Dan sebagian dari kondisi demikian membenarkan kita untuk tidak berbuat baik.

Misalnya, karena kita sedang tidak mampu melakukannya, atau rezeki kita sedang ditahan Tuhan, atau tangan kita sedang tidak memegang peluang, atau memang kita tidak tahu bahwa saat itu seharusnya kita berbuat baik kepada orang lain, atau mungkin kita sedang merencanakan kebaikan yang tidak diperkirakan orang.

Dan saat itu, ketika kita berbuat baik, kita berusaha memaafkan diri, dan membenarkan pilihan tindakan. Padahal mungkin orang-orang yang melihat kita, menilai dengan buruk. Tentu hati kita tidak menerima penilaian mereka, karena sesungguhnya kita tidak seburuk yang mereka kira. Namun sayangnya, itulah yang mereka lihat.

Maka, jika kita tidak mau dinilai dari apa yang mereka lihat dari sekarang, maka jangan menilai seseorang hanya berdasarkan penglihatanmu yang sekarang. Coba ingat-ingat, mungkin beberapa waktu atau hari yang lalu, ia lebih banyak berbuat baik ketika kita justru tidak. Tapi ia memaafkan dan memaklumi.

Penglihatan itu terbatas, dan tidak setiap kebenaran bisa terlihat oleh pandangan. Penglihatan memang dibutuhkan untuk menyaksikan kebenaran, tetapi kebenaran tidak selalu muncul dari penglihatan.

Maka kita harus bersabar dalam menilai seseorang. Siapa tahu kita sedang dalam posisi salah menilai pribadi seseorang. Ketergesaan kita memutuskan penilaian, akan menghijab mata dari kebenaran. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar